BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

4 Maret 2011

Penemuan Galaksi Baru Oleh Para Astronom Dunia

Di danai oleh 14 negara, Very Large milik Europan Southern Observatory (ESO) merupakan organisasi antara negara di Eropa. Tahun depan, observatorium akan mulai membangun Europan Extremely Large Telescope (E-ELT), yang dikatakan sebagai "mata jagad terbesar di dunia." Teleskop ini memiliki diameter 42 meter.

Anggota tim penemu Vanessa Hill menyambut hangat alat optik sensasional dari telekopnya. "Dibandingkan dengan milik kami sebelumnya yang melihat dengan samar-samar, ini akan menjadi seperti melihat jejak di mikroskop."

Gambar ilustrasi Europan Extremely Large Telescope (E-ELT)


Menggunakan teleskop tersebut, sebuah tim astronom internasional memeriksa material tata surya di sekitar bintang muda. Dan, untuk pertama kalinya tim menemukan pendamping yang lebih kecil, yang sedang mengalami proses pembentukan.

Para astronom dunia meyakini bahwa mereka baru saja menyaksikan sebuah planet yang sedang dalam proses pembentukan. Gambar itu ditangkap oleh teleskop Very Large milik Europan Southern Observatory (ESO).

ESO menyatakan bahwa penemuan bintang di luar galaksi Bima Sakti krusial bagi pengetahuan kita mengenai bintang baru di jagad raya. Teleskop sangat besar milik ESO memiliki ukuran diameter 8.2 meters dan dipasang di gurun Atacama, sekitar 1,200 kilometer utara Santiago.
Ahli Kosmologi menyebut bintang itu "extremely metal-poor stars," yang tebentuk setelah Big Bang sekitar 13.7 miliar tahun lalu. Bintang baru ini sangat sulit diketahui lokasinya. "Tapi teknik baru memungkinkan para astronom Eropa menemukan bintang baru yang tesembunyi di antara jutaan bintang lain," kata Else Starkenburg, ketua studi tersebut. "Mulai sekarang dan seterusnya tak ada lagi tempat untuk bersembunyi." Transisi dari kumpulan debu menjadi sistem planet - atau tata surya baru dalam istilah astronomi - berlangsung sangat cepat. Beberapa objek tetap dapat ditangkap selama fase tersebut.

ilustrasi "extremely metal-poor stars"

Namun, hingga kini, tim astronom belum dapat memastikan apakah objek yang tertangkap itu sebuah planet baru atau sekadar objek luar angkasa biasa berwarna coklat.

Gambar penemuan galaksi baru


Pencitraan itu ditangkap astronom di sekitar T Chamaeleontis, bintang redup yang terletak di sebelah selatan konstelasi bintang Chamaeleon, yakni bintang besar yang menyerupai matahari.

Namun, dibandingkan matahari, usianya diperkirakan masih belia. Bintang yang terletak sekitar 350 tahun cahaya dari Bumi itu diperkirakan baru berusia tujuh juta tahun. Sementara itu, matahari, yang menurut para ilmuwan terbentuk karena ledakan big bang, lahir sekitar 14.000 juta tahun lalu.

"Studi sebelumnya menunjukkan bahwa T Cha merupakan objek yang sangat bagus untuk mempelajari bagaimana sebuah sistem planet terbentuk," ujar Johan Olofsson dari Max Planck Institute for Astronomy, Rabu 2 Maret 2011.

"Tapi, jarak bintang ini cukup jauh. Kami membutuhkan kinerja penuh Very Large Telescope Interferometer (VLTI) untuk merinci dengan sangat baik apa yang terjadi di dalam kumpulan debu itu," tuturnya. (art)


Sumber : info.viva.news, google.com